Tuesday, 23 June 2015

Hukum menelan Liur atau Dahak saat Berpuasa maupun Shalat

Assalamualaikum wr.wb
Gimana Puasanya sahabat? Semoga saja baik dan mendapat berkah…
Seringkah kalian mendengar percakapan dibawah?

A & B
A : Eh, ketelen liur ni… mana lagi puasa lagi batal gak ya???
A : Tanya si B aja ah… (Nyamperin si B) Eh,B kalo nelen liur pas puasa batal ga?
B : Batal lah….Eh,gak deng…eh,ah gak tau aku A…..

Pastinya pernah kan melakukan percakapan semacam ini…
Atau bertanya pada diri sendiri “Batal gak ya kalo nelen liur??”
Dan gimana juga hukumnya jika menelan liur saat sholat???
Sekarang kita simak Ulasan berikut…

Diantara aktivitas yang dilakukan kita ketika berpuasa tidak akan lepas dari menelan ludah dan mengeluarkan dahak. Berikut akan dikupas masalah ini berdasarkan dari beberapa keterangan  hadis dan para ulama yang disadur dari karya : Abu Abdillah Gharib bin Abdillah al-Atsari, yang disebarkan melalui forum Multaqa al-Haditsdan dari tanya jawab islam di situs islamqa.com, dibawah bimbingan Syaikh Muhammad Sholeh Al-Muhajid;
Dalam bahasa arab, ada banyak kata untuk menyebut kata “dahak” itu : nukha’ah, nukhamah, mukhath, balgham, atau nughafah. Ibn Hajar mengatakan: “Tidak ada beda dalam makna, antara nukhamah dan mukhath. Karena itu, salah satu diantara keduanya sering digunakan untuk dalil bagi yang lain.” (Fathul Bari, 1:510)
Dahak dan ludah memiliki hukum yang sama. Ibn Hajar mengatakan: “Imam Bukhari berpendapat bahwa hukum dahak dan ludah adalah sama, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat dahak yang menempel di masjid, kemudian beliau bersabda: ‘Janganlah kalian meludahkan…’. Ini menunjukkan bahwa hukum kedua cairan tersebut adalah sama. Allahu a’lam” (Fathul Bari, 1:511)

Hukum Dahak
Kesimpulan dari banyak dalil bahwa dahak, ludah dan apapun jenis lainnya adalah cairan yang suci dan tidak najis. Disebutkan dalam riwayat Bukhari, dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat dahak yang menempel di tembok masjid. Kemudian beliau kerik dengan tangannya, kemudian bersabda: “Ketika kalian sedang melaksanakan shalat, sesungguhnya dia sedang bermunajat dengan Rabnya (Allah). Karena itu janganlah dia meludah ke arah kiblat, namun meludahlah ke arah kirinya atau ke arah bawah sandalnya. Kemudian dia ambil ujung pakaiannya dan dia ludahkan di pakaiannya.”
Isi dari hadis ini menjadi dalil bahwa orang yang shalat dibolehkan untuk meludah di tengah-tengah shalat. Dan kegiatan ini tidaklah membatalkan shalatnya. Dalam hadis ini juga terdapat dalil bahwa ludah, demikian pula dahak adalah cairan suci. Tidak sebagaimana pendapat sebagian orang yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang menjijikkan maka hukumnya haram. Allahu a’lam. (Aunul Ma’bud, 2: 98 – 99)

Syaikh Sholeh al-Fauzan pernah ditanya: Apa hukum ludah yang keluar dari seseorang ketika tidur? Apakah cairan ini keluar dari mulut ataukah dari lambung?
Beliau menjawab:
Air liur yang keluar dari seseorang ketika sedang tidur bukanlah cairan najis. Karena hukum asal: segala sesuatu yang keluar dari tubuh manusia adalah suci, kecuali ada dalil yang menjelaskan bahwa itu najis. Ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis.” (HR. Bukhari dalam shahihnya, dari sahabat Abu Hurairah). Karena itu, air liur, keringat, air mata, dan cairan yang keluar dari hidung, semua ini adalah benda suci. Karena inilah hukum asal. Sedangkan air kencing, kotoran, dan semua yang keluar dari dua lubang, depan dan belakang adalah najis. Air liur yang keluar dari seseorang ketika tidur, termasuk benda-benda yang suci. Demikian pula dahak dan semacamnya. Oleh karena itu, tidak wajib bagi seseorang untuk mencucinya dan mencuci bagian pakaian dan karpet yang terkena liur atau dahak. (al-Muntaqa min Fatawa al-Fauzan, Volume 5 no. 8)

Apakah menelan dahak membatalkan puasa?
Ulama berselisih pendapat tentang hukum menelan dahak ketika puasa, apakah termasuk membatalkan atau tidak?
Ibn Qudamah menyebutkan satu pembahasan khusus di al-Mughni. Beliau mengatakan:
Sub-bab: jika ada orang puasa yang menelan dahak, dalam hal ini ada dua pendapat dari Imam Ahmad: pertama, puasanya batal. Hambal pernah mengatakan: Saya mendengar Imam Ahmad mengatakan: Jika ada orang mengeluarkan dahak, kemudian dia telan lagi maka puasanya batal. Karena dahak berasal kepala (pangkal hidung). Sementara ludah berasal dari mulut. Jika ada orang yang mengeluarkan dahak dari perutnya (pangkal tenggorokannya) kemudian menelannya kembali maka puasanya batal. Hal ini juga merupakan pendapat Imam Syafi’i. Karena orang tersebut masih memungkinkan untuk menghindarinya, sebagaimana ketika ada darah yang keluar atau karena dahak ini tidak keluar dari mulut, sehingga mirip dengan muntah.

Kedua, pendapat kedua Imam Ahmad yaitu, menelan dahak tidaklah membatalkan puasa. Beliau mengatakan dalam riwayat dari al-Marudzi: “Kamu tidak wajib qadha, ketika menelan dahak pada saat berpuasa, karena itu satu hal yang biasa berada di mulut, bukan yang masuk dari luar, sebagaimana ludah.” (al-Mughni, 3:36)
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin ketika ditanya tentang hukum menelan dahak bagi orang yang puasa, beliau menjelaskan:

Menelan dadak, jika belum sampai ke mulut maka tidak membatalkan puasa. Ulama madzhab kembali sepakat dalam hal ini. Namun jika sudah sampai ke mulut, kemudian dia telan, dalam hal ini ada dua pendapat ulama. Ada yang mengatakan: Itu membatalkan puasa, karena disamakan dengan makan dan minum. Ada juga yang mengatakan: Tidak membatalkan puasa, karena sama dengan ludah. Karena ludah tidak membatalkan puasa. Bahkan andaikan ada orang yang mengumpulkan ludahnya kemudian dia telan maka puasanya tidak batal.

Sikap yang tepat, ketika terjadi perselisihan ulama,ialah kembali kepada al-Quran dan sunnah. Jika kita ragu dalam suatu hal, apakah termasuk pembatal ibadah ataukah tidak, hukum asalnya adalah tidak membatalkan ibadah. Berdasarkan hal ini, menelan dahak tidak membatalkan puasa. Akan tetapi, yang lebih penting, hendaknya seseorang tidak menelan dahak dan tidak berusaha mengeluarkannya dari mulutnya ketika berada di tenggorokan. Namun jika sudah sampai mulut, hendaknya dia membuangnya. Baik ketika sedang puasa atau tidak lagi puasa. Adapun, keterangan ini bisa membatalkan puasa, maka keterangan ini butuh dalil. Sehingga bisa menjadi pegangan seseorang di hadapan Allah bahwa ini termasuk pembatal puasa. (Majmu’ Fatawa Ibn Utsaimin, Volume 17, no. 723)
Sayyid Sabiq ketika membahas tentang hal-hal yang dibolehkan ketika puasa, beliau mengatakan: “Demikian pula, dibolehkan untuk menelan benda-benda yang tidak mungkin bisa dihindari. Seperti menelan ludah, debu-debu jalanan, taburan tepung, atau dedak…” (Fiqh Sunnah, 1:342)
Sebagaimana yang kita pahami, keluarnya dahak, ludah dan semacamnya, adalah satu hal yang wajar bagi manusia. Karena ini merupakan bagian metabolisme dalam tubuhnya. Karena kita yakin bawa hal ini juga dialami banyak sahabat di masa Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Andaikan menelan ludah atau dahak bisa membatalkan puasa, tentu akan ada riwayat, baik hadis maupun perkataan sahabat yang akan menjelaskannya. Karena Allah tidak lupa ketika menurunkan syariatnya, sehingga tidak ada satupun yang ketinggalan untuk dijelaskan. Lebih-lebih, ketika hal itu berkaitan dengan masalah ibadah yang lainnya. Demikian, kesimpulan yang lebih kuat dalam masalah ini.Allahu a’lam

Menelan ludah ketika shalat
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin ditanya apakah menelan dahak bisa membatalkan puasa dan membatalkan shalat?
Beliau menjelaskan:

Pertama, para ulama tidaklah sepakat dalam hal ini. Bahkan pendapat Imam Ahmad dalam hal ini ada dua riwayat, apakah membatalkan ataukah tidak.
Kedua, yang dimaksud menelan dahak yang bisa membatalkan puasa adalah dahak yang sampai di mulut. Adapun dahak yang masih di tenggorokan, kemudia masuk ke dada maka ini tidak membatalkan puasa. Saya tidak membayangkan ada orang yang menelan dahaknya ketika sudah sampai di mulutnya. Karena benda ini menjijikkan. Hanya saja, apapun itu, para kebanyakan ulama madzhab hambali berpendapat bahwa jika dahak sudah sampai di mulut kemudian di telan maka puasanya batal.

Diqiyaskan dengan keterangan di atas, jika menelan dahak ini terjadi di dalam shalat maka shalatnya batal. Namun belum pernah aku jumpai bahwa mereka (ulama madzhab hambali) menjelaskan tentang masalah menelan dahak ketika shalat. Disamping, pendapat yang menyatakan bahwa menelan dahak yang sudah sampai mulut bisa membatalkan puasa adalah pendapat yang perlu dikritisi. Karena menelan dahak tidak bisa disebut makan atau minum, dan dahak itu tidak masuk ke perutnya, tapi memang sejak awal sudah berada di dalam perutnya. Meskipun mulut dianggap bagian luar perut dan bukan bagian dalam. (Liqa al-Bab al-Maftuh, vol. 17, no. 116)
Syaikh Shaleh Munajid memberikan kesimpulan:
Mengingat dahak tidaklah najis, bukan termasuk makanan maupun minuman, dan juga tidak bisa dianalogikan dengan makan maupun minum, maka jika orang yang shalat menelan dahaknya, shalatnya sah. Lebih-lebih jika dia terpaksa harus menelannya dan tidak mungkin meludahkannya.


Itulah ulasan dari beberapa ulama tentang “Menelan liur dan dahak”
Semoga bermanfaat bagi sahabat….

Sampai sini saja saya dapat menemani kalian dalam artikel ini
Sampai jumpa,.. Wasallamualaikum wr.wb

Sunday, 21 June 2015

Apa Saja Keistimewaan Malam Lailatul Qadar?

Assalamualaikum wr.wb…
Berjumpa lagi dengan saya di Berita Islamiyah..
Bagi semua orang yang berpuasa pastinya berlomba lomba mencari pahala, mulai dari sumbangan anak yatim,infak,zakat,memperbanyak Sholat.

Terutama sholat tarawih yang hanya ada dibulan Ramadhan yang mempunyai banyak sisi kelebihan…
Ternyata Allah menurunkan malam yang spesial..
Dialah malam seribu bulan..Yaitu, Lailatul Qadar.. Orang mana yang tidak mencari Malam ini?. Spesialnya malam ini ialah semua amal Sholeh dilipat gandakan oleh Allah S.W.T…
Hari ini saya akan mengulas Tentang malam Lailatul Qadar..
Silahkan membaca artikel dibawah…
Malam Lailatul Qadar, keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al Qur-an Al Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkat ke derajat yang mulia dan abadi. Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menacapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berlomba-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah.
Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur-aniyah dan hadits-hadits Nabawiyah yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.
1. Keutamaan malam Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan, Selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” (Al Qadar : 1-5)
Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah:
“Sesungguhnya Kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Ad Dukhan : 3 – 6)
2. Waktu turunnya Lailatul Qadar
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan. (Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-beda, Imam Iraqi telah mengaran suatu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr bi Dzikri Lailatul Qadar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah ini)
Imam Syafi’i berkata, “Menurut pemahamanku, wallahu a’lam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, ‘Apakah kami mencarinya di malam ini?’ Beliau menjawab, ‘Carilah di malam tersebut.'”
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (Bukhari (4/225) dan Muslim (1169))
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka janganlah sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR. Bukhari (4/221) dan Muslim (1165))
“Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh nari terakhir.”
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para shahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam keluar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdabat, beliau bersabda:
“Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya, mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29, 27, 25 (dan dalam riwayat lain, tujuh, sembilan dan lima).” (HR. Bukhari (4/232))
Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa amalan Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan dimalam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum, sedang hadits keuda adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan daripada yang umum. Dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.
Kesimpulannya, jika seorang muslim mencari malam Lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan 29. Wallahu a’lam.
3. Bagaimana mencari malam Lailatul Qadar
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari (4/217) dan Muslim (759))
Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa dia bertanya, “Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?” Beliau menjawab”
“Ucapkanlah, Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.(Allahumma Innaka ‘Affuwun Tuhibul ‘Afwa Fa’fu anna)” (HR. Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850) dari ‘Aisyah, sanadnya shahih)
Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu utu ktu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha:
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari (4/233) dan Muslim (1174))
Juga dari ‘Aisyah, dia berkata:
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya.” (Muslim (1174))
4. Tanda-tanda malam Lailatul Qadar
Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu dengan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari ‘Ubai Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (Muslim (762))
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan beliau bersabda:
“Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah.” (Muslim (1170 /Perkataan, syiqi jafnah, syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al Qadhi ‘Iyadh berkata, “Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.”)
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah- merahan.” (Thayalisi (394), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan)


Terima kasih telah membaca…
Semoga yang membaca mendapatkan pengetahuan baru,dan mendapat Ridho dari Allah S.W.T…
Semoga semua pembaca bisa mendapatkan Lailatul Qadar….
Aminn…

Sampai sini, saya menemani anda di postingan kali ini…
mudah mudahan bermanfaat…
Billahi Taufiq wal Hidayah.. Wasallamualaikum wr.wb

Kelebihan dari Sholat Tarawih

Assalamualaikum wr.wb
Hai, salam salam sodaraku….
Gimana puasa hari ini? Lancar lancar saja nggak? Semoga lancar lancar saja ya.. Amin.
Gimana kalo Sholat Tarawihnya? Sudah ada yang bolong gak? Kalo Enggak ada kabar baik bagi kalian yang mengerjakannya selalu…
Mari Kita Simak Artikel berikut           :
Diriwayatkan oleh Saiyidina Ali (r.a.) daripada Rasulullah S.A.W., sebagai jawaban dari pertanyaan sahabat-sahabat Nabi S.A.W. tentang fadhilat (kelebihan) sembahyang sunat terawih pada bulan Ramadan :
Malam 1 – Keluar dosa-dosa orang mukmin pada malam pertama sepertimana ia baru dilahirkan, mendapat keampunan dari Allah.
Malam 2 – Diampunkan dosa-dosa orang mukmin yang sembahyang terawih serta kedua ibubapanya (sekiranya mereka orang beriman).
Malam 3 – Berseru Malaikat di bawah ‘Arasy supaya kami meneruskan sembahyang terawih terus menerus semoga Allah mengampunkan dosa engkau.
Malam 4 – Memperolehi pahala ia sebagaimana pahala orang-orang yang membaca kitab-kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.
Malam 5 – Allah kurniakan baginya pahala seumpama orang sembahyang di Masjidilharam, Masjid Madinah(Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa.
Malam 6 – Allah kurniakan pahala kepadanya pahala Malaikat-malaikat yang tawaf di Baitul Mamur (70 ribu Malaikat sekali tawaf), serta setiap batu-batu dan tanah-tanah mendoakan supaya Allah mengampunkan dosa-dosa orang yang mengerjakan sembahyang terawih poda malam ini.
Malam 7 – Seolah-olah ia dapat bertemu dengan Nabi Musa serta menolong Nabi Alaihissalam menentang musuh ketatnya Firaun dan Hamman.
Malam 8 – Allah mengurniakan pahala orang sembahyang terawih sepertimana yang telah dikurniakan kepada Nabi Allah Ibrahim Alaihissalam.
Malam 9 – Allah kurniakan pahala dan dinaikkan mutu ibadat hambanya seperti Nabi Muhammad S.A.W.
Malam 10 – Allah Subhanahuwataala mengurniakan kepadanya kebaikan di dunia dan di akhirat.
Malam 11 – Keluar ia daripada dunia (mati) bersih daripada dosa seperti ia baharu dilahirkan.
Malam 12 – Datang ia pada hari Qiamat dengan muka yang bercahaya (cahaya ibadatnya).
Malam 13 – Datang ia pada hari Qiamat dalam aman sentosa daripada tiap-tiap kejahatan dan keburukan.
Malam 14 – datang Malaikat menyaksikan ia bersembahyang terawih, serta Allah tiada menyesatkannya pada hari Qiamat.
Malam 15 – Semua Malaikat yang menanggung Arasy, Kursi, berselawat dan mendoakannya supaya Allah mengampunkannya.
Malam 16 – Allah subhanahuwataala tuliskan baginya terlepas daripada neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga.
Malam 17 – Allah kurniakan orang yang berterawih pahalanya pada malam ini sebanyak pahala Nabi-Nabi.
Malam 18 – Seru Malaikat : Hai hamba Allah sesungguhnya Allah telah ridha kepada engkau dan ibubapa engkau (yang masih hidup atau mati).
Malam 19 – Allah Subhanahuwataala tinggikan darjatnya di dalam Syurga Firdaus.
Malam 20 – Allah kurniakan kepadanya pahala sekelian orang yang mati syahid dan orang-orang solihin.
Malam 21 – Allah binakan sebuah istana dalam Syurga daripada nur.
Malam 22 – Datang ia pada hari Qiamat aman daripada tiap-tiap dukacita dan kerisauan (tidaklah dalam keadaan huruhara di Padang Masyar).
Malam 23 – Allah Subhanahuwataala binakan kepadanya sebuah bandar di dalam Syurga daripada nur.
Malam 24 – Allah buka peluang 24 doa yang mustajab bagi orang berterawih malam ini, (elok sekali berdoa ketika dalam sujud).
Malam 25 – Allah Taala angkatkan daripada siksa kubur.
Malam 26 – Allah karuniakan kepada orang berterawih pahala pada malam ini seumpama 40 tahun ibadat.
Malam 27 – Allah karuniakan orang yang berterawih pada malam ini ketangkasan melintas atas titian Sirotolmustaqim seperti kilat menyambar.
Malam 28 – Allah Subhanahuwataala kurniakan kepadanya pahala 1000 darjat di akhirat.
Malam 29 – Allah Subhanahuwataala kurniakan kepadanya pahala 1000 kali haji yang mabrur.

Malam 30 – Allah Subhanahuwataala beri penghormatan kepada orang berterawih pada malam terakhir ini yang teristimewa sekali, lalu berfirman:
“Hai hambaKu : makanlah segala jenis buah-buahan yang engkau ingini hendak makan di dalam syurga, dan mandilah engkau dariapda air syurga yang bernama Salsabila, serta minumlah air daripada telaga yang dikurniakan kepada Nabi Muhammad S.A.W. yang bernama Al-Kautshar.”

5 Fakta Seputar Puasa

 Assalamualaikum wr.wb
Hari ini pada puasa kan?? Semoga Puasa lancer lancer aja ya sampai terakhir…Aminnnn…
Pada post kali ini saya akan memberi beberapa Fakta Puasa…

Mau tau Fakta Fakta Puasa? Mari baca Artikel dibawah….

FAKTA FAKTA PUASA

1. Adanya perbedaan durasi puasa di setiap negara
Posisi titik koordinat suatu negara terhadap matahari mengakibatkan perbedaan durasi hari dan kapan matahari terbit dan terbenam. Muslim yang berpuasa di negara-negara tersebut juga harus menyesuaikan puasa mereka berdasarkan lamanya hari. Seperti contoh di timur tengah dan Indonesia berpuasa sekitar kurang lebih 15 jam, Muslim di Argentina menikmati puasa hanya sekitar 10 jam dan di Swedia dan belahan dunia utara harus berpuasa hampir 24 jam sehari.

2. Bulan berbagi kebaikan dan sedekah
Di bulan Ramadhan banyak muslim berlomba-lomba saling menyedekahkan harta mereka melalui sedekah makanan pembuka. Kemudian menjelang bulan Syawal, muslim mensedekahkan 2,5% dari kekayaan mereka melalui zakat. Sehingga di bulan ini adalah bulan yang baik untuk membantu mengentaskan kemiskinan suatu negara.

3. Awal puasa berubah-ubah dan berbeda
Sering kan Indonesia mengalami perbedaan awal puasa antar golongan. Mereka menghitung awal bulan Ramadhan sesuai standar perhitungan dan kesepakatan golongan atau biasa disebut sidang isbat. Dalam standar Islam bulan Ramadhan harus berkisar 29 atau 30 hari ditentukan berdasarkan perhitungan hisab ataupun rukyat.(Tips : Nonton Sidang Isbat sama pacar biar Pacaran terasa Barokah)

4. Jam Kerja Berkurang
Beberapa negara memberlakukan pengurangan jam kerja bagi warga muslim yang sedang berpuasa. Seperti di Oman, yang mayoritas juga beragama Islam mengwajibkan perusahaan mematok jam kerja kurang dari 6 jam untuk pekerjannya selama puasa Ramadhan. Sedangkan di Indonesia ada perusahaan yang memberlakukan kebijakan tersebut dan ada yang  memberlakukannya.

5. Larangan tertentu untuk warga non muslim

Di negara Islam seperti Arab Saudi, pemerintah memberikan sanksi keras bagi non muslim atau wisawatan asing yang melanggar peraturan seperti minum, makan dan merokok selama puasa dan melakukannya di luar ruangan dengan hukuman deportasi, denda hingga penjara.

Saturday, 20 June 2015

Negara dengan Waktu Puasa Terlama!!


Assalamualaikum wr.wb
Halo para saudaraku yang berada di seluruh Indonesia….
Lelah menunggu Adzan Magrib ? Atau Lesu melulu ketika Berpuasa ? Atau jangan jangan kalian bilang Waktu puasa di Indonesia Terlalu lama ? Kalau begitu kalian Salah besar!!!

Malahan Waktu berpuasa di Indonesia, Hanya berkisar 9-10 Jam saja….
Nah Berikut ini adalah Negara-Negara dengan waktu Puasa Terlama Didunia

1.    Negara-negara Skandinavia waktu puasa terlama di dunia, 21 jam

Negara-negara skandinavia misalnya Swedia, Finlandia dan Norwegia tengah memasuki musim panas dan matahari terbit sangat lama.. yaitu sekitar, 21 jam (1 hari kurang 3 jam), hal inilah yang menyebabkan puasa di wilayah ini merupakan puasa terlama di dunia.

Walaupun, waktu puasa berlangsung sangat lama, ternyata ada yang mampu bertahan dan sebagian umat muslim di sana mengikuti waktu berbuka puasa di Arab Saudi. Banyak ulama memperbolehkan umat muslim di sana untuk berbuka di waktu yang sama dengan Arab Saudi ataupun Turki.

2.    Rusia waktu berpuasa 19 jam 

Rusia adalah salah satu negara yang terletak di bagian paling utara bumi mulai melaksanakan ibadah puasa sejak imsak pada pukul 03:15 sampai dengan waktu berbuka pada pukul 21:37 yang berarti umat muslim di sana berpuasa hampir 19 jam.

3.    Inggris waktu puasa 17 jam 45 menit 

Pada tahun ini, umat muslim yang berada di Inggris akan melaksanakan puasa selama 17 jam 14 menit, 2,5 jam lebih pendek dari waktu berpuasa di Rusia.

4.    Amerika Serikat waktu puasa 16 jam 

Di negara paman sam, waktu berpuasa juga lebih lama dibandingkan dengan Indonesia, waktu berpuasa di Amerika serikat adalah 16 jam.

5.    Jepang waktu puasa 15 jam 37 menit 

Umat muslim yang berada di negara matahari terbit, berpuasa selama 16 jam 37 menit. Selain waktu berpuasa yang cukup lama, umat muslim di sana juga cukup kesulitan untuk menemukan restoran yang menjual makanan halal.

Negara-negara di atas adalah negara pemilik durasi puasa paling panjang. Namun di sisi lain bumi, terdapat negara yang tidak lama terlalu lama menahan lapar dan haus di siang hari. Hal ini karena negara tersebut telah memasuki musim dingin sehingga siang harinya lebih pendek daripada malam harinya. Negara-negara ini terletak di belahan bumi bagian selatan.

Jadi,bersyukurlah kita Saudara Saudaraku,….
Untung saja kita tidak tinggal di Swedia…Atau dinegara lainnya dengan waktu puasa yang tergolong lama.
Jadi, intinya jangan mudah mengeluh saudara!!! Jadikan ini sebagai hal yang dapat kita syukuri


Akhir kata mohon maaf…
Billahi Taufiq wal Hidayah…
Wassalamuallaikum wr.wb

Friday, 19 June 2015

Keberkahan yang terdapat pada Makan Sahur

Assalamualaikum Wr.wb
Pada post yang pertama ini saya akan meng-share Keberkahan dalam Bersahur.Ini dia Ulasannya…

Pada bulan suci Ramadhan ada amalan sunnah yang bisa dijalani yaitu makan sahur. Amalan ini disepakati oleh para ulama bahwa Makan sahur ialah sunnah dan bukanlah wajib, sebagaimana kata Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 7: 206. Namun amalan ini memiliki keutamaan karena dikatakan penuh berkah.
Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095).
Yang dimaksud barokah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barokah bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia akhirat. Namun yang harus kita ketahui bahwa barokah itu datangnya dari Allah yang hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya.

Keberkahan dalam Makan Sahur
1.    Memenuhi perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diperintahkan dalam hadits di atas. Keutamaan mentaati beliau disebutkan dalam ayat,
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An Nisaa': 80).

Allah Ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71).
2.    Makan sahur merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengana ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR. Muslim no. 1096). Ini berarti Islam mengajarkan baro’ dari orang kafir, artinya tidak loyal pada mereka. Karena puasa kita saja dibedakan dengan orang kafir.
3.    Dengan makan sahur, keadaan fisik lebih kuat untuk menjalani puasa. Beda halnya dengan orang yang tidak makan sahur. Imam Nawawirahimahullah berkata, “Barokah makan sahur amat jelas yaitu semakin menguatkan dan menambah semangat orang yang berpuasa.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 206).

4.    Orang yang makan sahur mendapatkan shalawat dari Allah dan do’a dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.
(HR. Ahmad 3: 44. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi).

5.    Waktu makan sahur adalah waktu yang diberkahi. Karena ketika itu, Allah turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145  dan Muslim no. 758)

6.    Waktu sahur adalah waktu utama untuk beristighfar. Sebagaimana orang yang beristighfar saat itu dipuji oleh Allah dalam beberapa ayat,
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.”  (QS. Ali Imran: 17).
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. ” (QS. Adz Dzariyat: 18).

7.    Orang yang makan sahur dijamin bisa menjawab adzan shalat Shubuh dan juga bisa mendapati shalat Shubuh di waktunya secara berjama’ah. Tentu ini adalah suatu kebaikan.

8.    Makan sahur sendiri bernilai ibadah jika diniatkan untuk semakin kuat dalam melakukan ketaatan pada Allah.
Intinya, makan sahur punya berbagai keberkahan yang diberikan oleh Allah untuk Kita. Itulah rahasia-rahasia yang mungkin sebagian kita tidak mengetahuinya.
Walhamdulillah, wa shallallahu wa sallam ‘ala nabiyyina Muhammad.

Wasallamualaikum wr.wb